Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Hidup. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 November 2014

Lakukan Yang TERBAIK (Part 1)

Hai, kali ini saya akan bercerita tentang pekerjaan saya.

Note : Sebelum baca, saya cuma ingin info bahwa ini bukanlah keluhan saya, melainkan saya hanya ingin berbagi cerita saja, syukur-syukur banyak hikmah yang di dapet. Aamiin...

Silahkan menyimak,

Hai, saya lulus sekolah tahun 2008 dan langsung bekerja setelah 2 bulan kelulusan pada October 2008, saya tidak kuliah, karena saya adalah tulang punggung keluarga dan harus mencukupi banyak kebutuhan keluarga saya. Di awal karir saya pada tahun 2008 saya di terima di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang Digital Printing dan Percetakan. Saat itu saya di terima sebagai Customer Service, gajinya sangat minim, tapi saya bersyukur karena dekat dari rumah.

Sebulan masa percobaan semua baik-baik saja, tapi di bulan kedua sempet dapet tekanan dari salah satu senior yang kurang suka dengan saya, entah apa penyebabnya dia menjelek2an semua yang saya lakukan, hingga sampai akhirnya saya dapat semprotan panas dari boss saya ketika mengambil gaji saya di bulan kedua. Sedih itu pasti yaa bloggers, karena seharusnya kita seneng dapet gaji ini malah jadi saya nangis, sempet kepikiran buat berhenti, tapi saya berusaha sabar kebetulan ibu saya adalah orang yang sangat menyemangati saya dan selalu menguatkan saya. Oya di bulan kedua saya juga dipercayai untuk memegang gudang kecil. Saya memang senang bekerja di administrasi, karena sesuai dengan jurusan saat saya sekolah. Kedengarannya tidak begitu membanggakan yah?

Di bulan ketiga masa percobaan saya, saya di panggil dan ditunjuk memegang gudang secara penuh. Saat itu jabatan saya berubah menjadi Admin umum dan Gudang. Saya senang karena saya tidak kena shift, setiap harinya saya masuk pagi. Itu adalah hal yang sangat menyenangkan buat saya, walau terkadang saya merindukan shift siang. Selama jadi admin umum hanya sekali saya mengalami masa berat. Waktu itu ada kerjaan yang lumayan banyak dari salah satu CS, saya memang menginformasikan kepada semua CS, jika menerima kerjaan yang banyak dan membutuhkan bahan baku yang banyak segera koordinasi dengan saya. Tapi kesalahan terjadi pada CS yang tidak info kepada saya, kenalah saya di semprot oleh Store Manager saya. Dan saya gak terimanya si CS info ke SM bahwa saya yang salah. Sampai saat ini kalau saya ketemu sama CS tersebut juga males bawaannya. Bukannya dendam sih, tapi saya enggan berhubungan sama orang yang memiliki penyakit hati, apalagi sampai fitnah orang. 

Masa jabatan saya di admin umum dan gudang hanya bertahan 2 tahun, SM saya merekomendasikan saya untuk maju pada Job career untuk penempatan Kantor Pusat yang berlangsung November 2010. Mungkin faktor lucky kali yah saya bisa lolos sampai tahap akhir. Padahal tes matematikanya itu gak banget untuk deret dan aritmatika. Tapi Alhamdulillah emang rejeki saya kali yah. Akhirnya saya lolos dan mengganti jabatan saya menjadi Purchasing dan Asset Staff pada bulan Desember 2010 masuk ke dalam Department I bercampur dengan keuangan, Finance, IT, dan Logistic. Mungkin ada yang bingung kenapa selalu dapet dua job sekaligus, dan kenapa juga department nya campur aduk begitu? Kebetulan pada tahun tersebut perusahaan tempat saya bekerja belum begitu berkembang makanya banyak Double Job. Tapi semua saya kerjakan dengan have fun.

Jadi orang kantor tuh tibang katanya aja enak, dulu sih sempet bilang gini "enak ya jadi orang pusat, cuma duduk di depan komputer." Taunya pas saya udah di pusat, beuh pusing banget. Secara kita harus ngurusin semua unit, yang jumlahnya gak sedikit, harus siap banget sama semprotan para SM unit, kalau ada bahan baku yang gak sesuai, pengajuan service lama dan lain sebagainya, waktu awal-awal sih saya sering banget nangis. Karena ada loh SM yang mulutnya pedeeeess banget, cabe sekilo di gado aja kalah pedesnya. Ada juga yang ngomel2 seenak jidat kesiapa pun, dan ada pula nih, yang senengnya ngadu domba saya sama owner. Gak enak kan jadi orang Pusat, + nya jadi orang pusat itu karena sabtu setengah hari, itu aja sih. Walaupun banyak yang pedih, tapi kita jadi tau karakter orang, dari pindah ini juga, saya jadi tau karakter mbak-mbak yang dulu cuma say hello sama saya. Yaaa walaupun banyak yang bilang kawasan Department I ibu-ibunya itu adalah keluarga cendana, alias masih keluarga sama owner. Tapi mereka asyik kok orangnya, dan sangat mengayomi yang masih muda, secara saya sendirian single gitu loh.  

Bulan pertama saya jadi Purchasing banyak yang saya pelajari, tapi saya sempet sedih karena di bulan pertama pula saya merasakan yang namanya "Bisnis Plan" kalau dulu saya yang anak unit / cabang cuma denger ceritanya dan kehebohannya saja, sampai-sampai setahun sebelumnya pernah saya di gangguin sama kepala gudang saya pas dia buat laporan bisnis plan untuk minta bantuan saya. Memang dasar saya itu orang nya KEPO pengen tahu aja, saya seneng aja bantuin, padahal sih itu pelanggaran yah. Bisnis Plan tahun 2010 itu lucu banget karena sekantor ikutan bisnis plan, saya yang masih terbilang baru berasa banget kaku sama hal ini. Tapi ini jadi pembelajaran buat saya, tapi saya gak norak2 amat kok. hihihihi. Ditahun berikutnya pun saya ikutan bisnis plan loh bloggers, kali ini beda, karena di laksanakan di Puncak, next saya ceritain deh serunya gimana. (Perasaan saya kebanyakan janji yah? :) tapi tenang pasti saya lunasin kok, hehehehehe). Nah di puncak ini gak semua ikut, cuma beberapa aja dari masing2 perwakilan. Seneng bisa kepilih dan bantu mewakili penjualan juga waktu itu. Dan tahun 2011 tahun terakhir saya pegang Asset dan inventaris kantor, saya akan focus pada purchasing. Horray....

Nah... itulah sedikit perjalanan karier saya dari tahun 2008-2011, gak ada achievement apapun, dan gak terlalu membanggakan sih, saya cuma mau share aja.

Nanti saya lanjut lagi deh ceritanya, sekarang udah jam 04.30 dan saatnya pulangg... horray

See u...
GANBATHE


Kamis, 01 Agustus 2013

Catat...! Menikah adalah sebuah kepastian.

            Aku masih memandangi pergerakan jarum jam yang sudah berada tepat pukul 19.30 WIB, sudah 30 menit lamanya aku menunggu seseorang. Sesekali aku mendongakkan kepalaku melihat sisi pintu cafe yang tampak lenggang. Tapi tak ku temui juga batang hidungnya. Ini bukanlah kali pertamanya ia telat menemuiku, jadi aku berusaha untuk sabar menunggunya. Secangkir cappuccino late telah kuhabiskan sejak 20 menit lalu, aku terpaku pada layar handphoneku yang memasang foto aku dan dia. Setahun, itu bukanlah waktu yang singkat untuk saling mengenal, mengerti, berbagi dan memahami. Aku tersenyum simpul menatap bingkai foto tersebut, akh… aku tak mau larut untuk saat ini.
            Kupasang headphone untuk mendengarkan musik dari handphoneku, kuputar lagu-lagu melankolis milik Agnes Monica, lagu rindu terdengar syahdu ditelingaku. Aku memejamkan mata sejenak, rasanya kali ini aku mulai larut. Ya aku merindukan sosoknya yang selalu memperhatikanku, yang selalu bertanya tentang kabarku, yang selalu ada untukku kapan pun aku butuhkan. Akh…, kenapa aku harus meneteskan air mata? Kecambuk hatiku seperti berteriak meminta untuk didengarkan, meraung untuk menghentikan rasa kesakitan.
            “Hai.” Suara lembut itu menyapaku, aku segera membuka mataku, menyeka sisa-sisa butir air mata yang masih menempel di pipiku, dan melepaskan headphone yang masih menempel di kupingku. Pria itu terdiam sejenak memperhatikanku, sepertinya ia tahu apa yang sedang ku pikirkan. “Maaf, untuk sekian kali aku membuatmu menunggu.” Tambahnya, ia duduk di sofa persis di depanku. Aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapannya. “Kamu marah denganku?” Tanyanya kemudian, membuat ku menatapnya sejenak dan seketika ku buang pandanganku.
“Hhhhh…” Aku menarik nafas panjang, dan aku kembali diam. Jujur saja aku bingung bagaimana bicara dengan lelaki yang begitu ku sayangi. “Untuk apa marah? Bukankah sudah sering aku menunggumu?” Ujarku kemudian, dengan senyum yang tersinggung di bibirku, seperti menyindirnya. Bisa dibilang aku bosan mendengar kata-kata seperti itu, ia selalu bertanya seperti itu jika aku terdiam, padahal tidak selamanya diam ku itu karena aku marah.
“Ya aku tahu, happy anniversary.” Ucapnya sambil meraih jemariku. Senyumnya terkembang kepadaku. Happy anniversary, kata itu seperti kaku di ucapkannya. Ini memang hari spesial antara aku dan dia, tapi tetap saja bagiku tidak ada yang special hanya harinya saja yang terlihat spesial, dengan tanda love pada kalender ku yang menandakan setahun hari jadianku dengannya.
 “Kapan kamu menikahiku?” Spontan kata itu terlontar dari lidah ku, dan ku perhatikan ia terlihat gugup, tangannya perlahan melepas jemariku, bibirnya pucat seolah tak mampu berkata apapun. Aku membuang pandanganku pada jendela terbuka dengan pemandangan lalu lintas yang begitu penuh. Aku yakin Glen akan memberikan seribu alasan saat aku bertanya hal seperti itu.
“Karin, aku tahu kamu akan bosan mendengar penjelasanku yang sudah ku ulang berkali-kali. Kamu ingat dengan kesepakatan kita kan? Aku pasti akan menikahimu Karin, tapi tidak untuk sekarang. Semua itu butuh persiapan, aku mau acara terbaik kita menjadi moment yang paling berharga, sacral dan sesuai dengan keinginanku. Kamu kan tahu, aku sedang usaha untuk menuju kesana, aku janji pasti 2013 akan menikahimu. Karena itu kan kesepakatan kita?” Glen menjelaskan, Glen memang benar bahwa aku bosan dengan penjelasannya, walau dulu aku dan dia telah sepakat untuk melaksanakan semua itu di 2013, tapi rasanya aku semakin takut kehilangannya. Terlebih belakangan sikapnya mulai berubah, ia sudah jarang menghubungiku, padahal sebelumnya ia selalu menghubungiku. Perhatiannya mulai berkurang kepadaku, bahkan seminggu yang lalu aku menemukan sebuah foto wanita tersimpan di folder handphonenya. Cemburu. Itu pasti, tapi ia beralasan bahwa wanita itu adalah teman kerjanya yang tidak sengaja terfoto karena salah satu rekannya menyukai wanita tersebut. Percaya atau tidak aku masih berusaha untuk positive thinking kepada Glen. Pertanyaan yang kulayangkan kepadanya pun tidak lebih karena aku takut kehilangan dirinya, mungkin Glen tidak memahami gerakku, ia tak mampu membaca apa yang aku pikirkan. Lagi-lagi hanya butiran air mata yang mampu memahami keperihan hatiku, keinginan batinku. Akh Glen, seharusnya kamu tahu kegundahan hatiku.
“Glen, aku rasa aku butuh waktu untuk menyendiri.” Tegasku, Glen terkejut mendengar ucapanku. Ia menatapku lekat.
“Rin, kamu jangan main-main! Inget Rin, kita telah merencanakan semua itu dengan baik. Aku tak mau mengakhiri semua ini!” Aku bangkit dari dudukku, dan pergi meninggalkanya tanpa sepatah kata. Glen berusaha untuk menahanku, tapi aku tetap berusaha menuruti kemauanku.
Hujan deras mengguyur kota malam itu, aku berusaha menembusnya dengan segala kekuatanku. Air mata yang jatuh seketika terhapus oleh hujan, pun dengan kegelisahan yang ku rasakan, aku yakin semua itu akan cepat ku lupakan. Glen… perlu kau ketahui, aku mencintaimu.
***
Ibu terus memaksaku untuk makan, bukan…! Aku bukan depresi karena telah memutuskan sendiri saat ini, tapi… aku hanya mulai gelisah jika Glen benar-benar pergi meninggalkanku. Keputusanku beralasan, karena dengan demikian aku bisa tahu seberapa besar keseriusan yang dimiliki oleh Glen terhadap ku. Setelah malam itu, Glen berusaha menelponku berkali-kali, saat itu aku sengaja tidak menerima telpon darinya, bahkan ponselku sengaja aku non aktifkan. Dan sudah ku pastikan ketika aku bangun dan megaktifkan ponselku, Glen mengirimi ku SMS lebih dari 10 kali.
“Karin, aku minta maaf jika selama ini sering membuat mu kecewa. Sungguh, aku tak pernah bermaksud untuk membuatmu kecewa, apalagi sakit hati. Karin, aku mohon…, kamu yakin denganku! Aku sayang kamu Karin, tak ada wanita lain yang mampu mengisi hatiku, aku ingin kamu yang menjadi pendamping hidupku kelak. Karin…, please kamu pikirkan lagi keputusanmu. Kita punya cita-cita yang sama kan?”
Sepenggal SMS itu memenuhi layar handphone ku, aku enggan untuk berkomentar. Semua itu menambah penat dikepalaku, aku pun tak membalas SMS Glen. Malas. Memang aku terlihat sangat egois atas kemauanku, tapi mau bagaimana lagi? Teman-temanku mulai bertanya akan datangnya hari itu, terlebih mereka tahu aku dan Glen begitu harmonis, usia kami pun sudah sama-sama cukup matang, jadi apalagi yang ditunggu? Hanya satu yang aku pikirkan, kenapa Glen tidak berpikir hal yang sama denganku? Arrrrrrggggghhhhh….!
***
Sudah seminggu semenjak hari itu, aku tak lagi berjumpa dengan Glen, ia pun tak lagi menghubungiku. Sesekali aku mengecek akunnya di jejaring sosial tapi hasilnya nihil, akunnya selalau non aktif, tak ada status baru atau updatean apapun. Aku mulai gelisah, karena aku mulai merindunya. Tetapi disisi lain, aku semakin ragu akan keseriusan Glen, karena ia benar-benar pergi meninggalkanku. Glen…, mana janjimu? Ponselnya pun ku hubungi tidak bisa, selalu berada di luar jangkauan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Glen?
Ohh You.. You turn my whole life so blue, Drowning me so deep, I just can reach myself again…., Ohh You.. Successfully tore myheart Now its only pieces Ohhh Nothing left but pieces of you ….” Suara nada dering itu sontak membuatku terkejut dari lamunanku. Aku segera mencari ponselku yang entah ku geletakkan dimana, setelah ku temukan tertera sebuah nomor baru di layar ponselku.
“Halo.” sapaku saat menekan dial pada layar handphone.
“Hai…” Suara itu menyapaku lembut, aku tersenyum mendengar suara khas itu, tak terasa butiran air mata jatuh di kedua pipiku. Haru, karena aku benar-benar merindunya. “Kau menangis?” Tanyanya kemudian. Rupanya ia tahu apa yang kurasakan. Aku menggeleng, cukup lama aku terdiam, antara perasaan senang, kesal, rindu semua tercampur jadi satu.
“Dasar gak punya perasaan!” Maki ku kemudian, masih dalam keadaan menangis.
“Lho, kenapa sih sayang? Maaf ya honey, seminggu ini aku tidak memberi kabar kepadamu, handphone ku hilang setelah terakhir aku SMS kamu. Sedangkan mau beli pun aku tidak sempat, karena aku sedang sibuk mempersiapkan tes untuk ikut job career di kantorku. Tapi semua itu gak sia-sia kok, walaupun aku harus menahan rindu kepada mu, hasilnya sungguh luar biasa untukku.” Glen menjelaskan, aku masih tidak paham dan hanya mendengar ia berbicara panjang lebar. “Kau tahu sayang? Nanti malam orang tua ku akan menemui orang tua mu, aku sudah bilang ke mama mu tadi pagi. Dan sudah aku pastikan kita akan segera menikah dalam waktu dekat ini.” Tambah Glen, berita itu membuat ku bahagia.
“Glen…” Aku menyebut namanya perlahan, segaris senyum merekah di bibirku. Sungguh, surprise yang diberikan benar-benar luar biasa bagiku, jujur saja,kalau Glen berbicara langsung padaku pasti akan ku peluk ia dengan erat.
“Ettt…, kamu jangan senang dulu…! Karena setelah kita menikah, kamu harus ikut aku ke Singapur.” Ujarnya, membuat aku bertanya ada apa lagi ini? Ummm… mungkin Glen akan mengajakku honey moon.
“Lho kenapa? Kenapa gak di Indonesia saja? Di Bali gitu?” Tanyaku, dengan keyakinan adanya honey moon.
“Hey, bukan bulan madu sayang. Tapi aku memenangkan job career yang di adakan di kantor, dan aku di tunjuk sebagai manager cafe yang ada di Singapur, mungkin kita akan menetap selama dua sampai tiga tahun. Kamu bersedia untuk menemaniku?” Tanya Glen. Lagi-lagi hanya butiran air mata yang bisa menunjukkan rasa bahagia di hatiku.
“Aku pasti menemanimu Glen.” Ujarku
“Karin, kamu harus tahu satu hal, menikah itu adalah sebuah kepastian bagiku, hanya saja semua itu tinggal bagaimana kita untuk mengusahakannya dan selalu sabar untuk menunggunya, aku gak akan main-main dengan janjiku. Bagiku, saat ini lah yang tepat, karena aku sudah yakin dan siap. Baik itu siap mental, fisik, pun dengan materi. Aku ingin membuatmu bahagia jika hidup dengan ku kelak. Jadi aku berusaha untuk sukses sebelum menikahimu, aku tahu kamu bete dengan semua sikapku yang lebih fokus dikerjaan, aku juga tahu rasa bete kamu gak lebih karena kamu takut kehilangan aku, kamu tahu? Aku pun rasakan hal yang sama. Sekali lagi aku beritahu kepadamu, bahwa semua itu kulakukan hanya untuk kamu, yaaa just for you Karin.” Glen mengakhiri ucapannya. Aku speechless mendengar Glen yang berpikir sejauh itu. Padahal selama ini hanya sifat negative thinking saja yang ku tunjukan padanya. Glen tak pernah main-main dengan ucapannya, dia benar-benar menjadikan ku sosok yang special dalam kehidupannya.
“Glen…, aku mencintaimu.” Tuturku, dengan berlinang air mata. I really love you Glen.
***

Rabu, 28 November 2012

Pemikiran yang BRILIAN

Mungkin lebih tepat pemikiran yang asal-asalan dibanding yang BRILIAN...! Hehehehehe. Kenapa? Karena begini..., bentar-bentar sebenarnya gua ini mau ngomong apa ya? Kok jadi ngaco gini?

Oke-Oke..., jadi 2 hari belakangan ini gue tuh sibuk banget..., kenapa? Bukan..., ini bukan karena kerjaan dikantor yang sering kali membludak tiba-tiba dan membuat meja gue terkubur oleh segala bentuk invoice dan PO, kali ini gue cuma di sibukin sama bacaan ringan yang selalu bikin gue asyik dengan dunia gue...! Yapz... gue lagi sibuk baca novel. hahahahaha... it's so simple tapi gue terlalu riweh nyampeinnya. Oke pemirsa, gue gak mau banyak cengcong kayak bencong yang lagi ngelancong..., ettt dah ngaco lagi gue...! Jadi gue iseng-iseng cari-cari e-book gratisan di google, jujur dulu gue emang seneng banget beli buku..., tapi itu selalu cerita yang berbau islami jebolan penerbit MIZAN. Dan itu pun kejadiaanya udah lama banget..., mungkin pas gue masih duduk di bangku SMP. (aihhh udah lebih dari 9 tahun yang lalu). Dan gue gak akan cerita tentang masa SMP gue. TITIK cukup gue ngomong. Fiuhhhh..

Jadi gue emang sengaja cari buku mbak DEE "Dewi Lestari", setelah novel garapannya yang berjudul "PERAHU KERTAS" di Filmkan rupanya hati gue baru tergerak buat baca. Itu pun secara tidak sengaja nemu link e-book gratis, karena awalnya gue nyari buku SUPERNOVA series milik mbak Dee. Tapi gak papa, justru karena gue baca Novel PK itu jadi gue bisa mikir. (emang selama ini gue gak mikir yakz?). 2 hari gue pelototin itu layar komputer ampe buluk, sambil sesekali gue mengkerutkan dahi gue, tersenyum, cekikikan, bahkan gue bisa nangis gara-gara baca doang. Satu kesimpulan yang gue ambil, bahwa... setiap dialog yang di ciptakan mbak Dee begitu bernyawa, punya nafas, bahkan rohnya menyatu dalam setiap tatanan kata yang tertuang. Ini serius...! karena sumpah gue emang belom pernah baca Novel kayak begitu, dan gara-gara si PK gue jadi berniat membeli semua novel karya mbak Dee tanpa harus cari e-book gratisan.


Sebenarnya Novel itu bisa dikatakan seperti Teenlit, tapi ini lebih ngena, lebih nendang, lebih dalam, lebih menghayati, dan karakter tokohnya juga kuattt banget. Setelah gue baca novel itu, gue langsung buka cerpen-cerpen buatan gue..., dan gue langsung speechless, sedih, kesel, karena cerpen gue itu bisa dibilang dibawah standart, atau kurang layak untuk dipublikasikan. Gue tau dan sadar, kemampuan menulis gue belom seberapa, tapi ketika gue udah bisa menciptakan beberapa tulisan gue merasa gue udah berkembang dengan hasil karya gue. TERNYATA... apa yang gue pikirkan itu SALAH BESAR...! Gue menulis ngggak tulus atau gak dari hati...! Gue nulis cuma pengen tulisan gue diterbitin, padahal klimaks nya gak kayak gitu...! Gue terlalu egois dengan memaksakan kemampuan gue yang pas-pasan. Tapi gue tetep bersyukur karena gue bisa bangun sendiri dari mimpi panjang gue. Gue mulai belajar lagi dari sekarang, belajar tentang  apapun yang akan menjadi mimpi gue.

Gue emang terobsesi berat pengen jadi penulis, tapi... gue sadar kok hal itu gak akan berjalan instant...! Banyak kerikil yang akan menghadang gue ditengah jalan. Tapi gue yakin, dengan kesungguhan dan kerja keras semua itu akan berjalan dengan sempurna..., akan ada rencana indah yang DIA ciptakan untuk semua umat-Nya yang mau berusaha. Nothing is impossible, isn't it?

Rabu, 12 September 2012

KEEP SPIRIT...!!!

Hai...., apa kabar INDONESIA...?

LUAR BIASA yaaa? Beberapa bulan ini Jakarta tidak diguyur hujan... walau sesekali hujan turun..., well saat ini aq gak akan ngomongin masalah cuaca... *eaaalah gak nyambung gitu*

Ok...Ok...Ok..., jadi begini teman-teman sekalian..., dipertengahan juli aqu sempat ikut lomba menulis Novel. Lombanya sendiri bertemakan Romance alias masalah percintaan. Dengan semangat menggebu aku pun mulai editing novel yang udah aqu buat sejak May 2010, and then... aku pun akhirnya mengirimkan Novel tersebut, semula Novel yang ku buat itu memiliki 250 halaman..., tapi karena ketentuan lomba maksimal 100 halaman, maka aku pangkas and ku persingkatlah itu Novel. Dan hasilnyaa.... yaaa memang kurang maksimal... hehehehehe

Selama menunggu proses seleksi, sedikitpun aku gak berharap untuk lolos seleksi..., soalnya udah yakin kualitas tulisanku cuma tulisan standart aja. hiihihihihi..., tapi... aku selalu aja menanti pengumuman pemenangnya..., *ngarep*, dan hari itu pun tiba... tanggal 31 Juli 2012 panitia Lomba Romance Qanita berjanji akan mengumumkan pemenang..., tapi... sayang pengumuman di undur karena pengumpulan naskah yang semula di jadwalkan tanggal 14 Juni 2012 mundur menjadi tanggal 14 Juli 2012 dan berdampak pada tahap seleksi. Panitia pun menetapkan tanggal 10 September 2012 pengumuman pemenang akan dilaksanakan.

Sambil menunggu, aku mulai browsing cari-cari info lomba lainnya *maniaklomba*, sekedar untuk mengetes kelayakan tulisan ku..., sambil terus belajar menggali potensi diri yang selama ini aku pendam... walau tidak sebaik JK Rowling..., atau mbak Dee Lestari..., setidaknya aku mau belajar untuk mewujudkan cita-citaku sebagai PENULIS. #maksa.

Penantian itu pun akhirnya tiba, pagi-pagi sekali setibanya aku dikantor langsung aku buka websitenya. Dan ternyata pengumuman belum dilayangkan. Setiap sejam sekali aku mengecek..., sampai-sampai gak yakin pengumumannya hari itu. Dan tepat jam 3 lewat 15 menit pengumumannya baru muncul. Benar saja aku tidak lolos. KECEWA? Nggak... aku malah tertawa lucu saat novel ku tidak lolos..., WHY? karena itu hanya langkah kecil yang aku tunjukan..., perjuanganku belum seberapa..., tidak apalah pikirku.. toh aku masih muda, untuk apa terlalu kecewa. Justru karena sering ditolak membuat aku semakin semangat untuk berjuang meraih impianku.

Apakah tipe semangat itu dimiliki teman-teman? Come on..., mulai lah untuk menikmati kegagalan-kegagalan atas usahamu..., aku yakin pasti akan ada hasil yang sangat LUAR BIASA untuk mu kelak... Yukkkkk... KEEP SPIRIT...!


Kamis, 12 April 2012

Ada pelajaran disetiap waktu yang kita lewati

Minggu, 8 April 2012
Picture From

Aku cemberut sepanjang perjalanan pulang. SEBEL. *sensoralasan*. Perjalanan yang cukup memakan waktu itu memang serasa membosankan, dari Pamulang kami memilih pulang ke Depok melalui Sawangan. Tak ada perbincangan diantara kami, sepertinya dia pun mengerti aku sedang sebel, seperti biasa kebiasaan yang selalu dia lakukan ketika aku diam dalam perjalanan, REM mendadak, sehingga membuat helm ku terbentur berkali-kali dengan Helm nya (mungkin maksudnya mengajak ngobrol). Tapi aku tetep DIAM. BODO AMAT. Sampai pada sebuah jalan bercabang, setelah Parung Bingung. Dia memilih ambil jalan ke kanan
menuju jembatan Serong citayam, yang artinya bukan pulang kedepok.

“Loh kok lewat sini.” Spontan secara gak sadar aku pun memulai perbincangan. Dari kaca spion ku lihat dia tersenyum. Bukan menjawab, Cuma tersenyum sambil nyanyi-nyanyi. Aku diam, tambah BETE. Aku tahu sekali jalan itu rusak parah.  Untunglah SI MERAH itu selalu bisa diandalkan, beberapa menit kemudian jalan rusak pun sudah kami lalui… , jalannya mulus lagi...,,,

“Kamu tahu gak, pelajaran yang dapat diambil dari kita jalan tadi.” Tanyanya tiba-tiba, aku bingung mau jawab apa, apa iya dia mempermasalahkan kebungkamanku sedari tadi?

 “Jalan?”                        Picture From



“Iya jalan yang tadi kita lalui, kamu tahu kan tadi jalannya itu rusak parah?” Aku mengangguk mengobrol dengan nya dari kaca spion. “Setiap perjalanan itu gak selalu lurus dan halus, pasti ada rintangannya. kalau kita terus mencoba untuk menghadapinya pasti akhirnya insya Allah kayak gini….!!” Aku cengo, kayak gini? “Iya, setelah melewati jalan Rusak pasti selalu ada Jalan yang halus, gak semua orang kan yang bisa ngelewatin jalan separah itu? lagipula pasti banyak dari mereka yang akan mikir untuk balik lagi. kalau aku sih gak akan balik lagi, aku akan hadapi tantangan ini. Sama kan dengan apa yang kita lakukan sekarang.” Dia menjelaskan. Aku Speechless.

“Terus kenapa sekarang kita malah lewat citayem? Gak kejauhan?” Tanyaku menyadari dia yang mulai mengarahkan sepeda motornya melawan arah pulang ke Depok.
Abis kamu ngambek segala sih…yaudah… aku ajak muter-muter aja biar kamu ngomong. Lagipula kalau lewat sana tuh macet ay...!” Sambil nyengir. Akh... dia selalu punya cara supaya aku tersenyum. Oke aku paham, hari ini aku menemukan pelajaran hidup yang gak akan pernah aku lupain, aku semakin percaya kalau disetiap kesulitan pasti akan ada kemudahan.

-The End-

Hahahaha… ini cerita GAJE
.
 
AKU KAMU GAK ADA YANG LAIN

Sabtu, 04 Juni 2011

Tinggal kenangan


Tinggal Kenangan
Dear  temanku yang telah tenang disana
Senyummu…takkkan pernah bisa kulupa
Candamu…takkan pernah hilang dalam ingatan
All about you..you’re the best friend
Takkan ada lagi tawamu dalam hari2 ku
Takkan ada lagi keluh kesahmu dalam setiap detik ku
Terima kasih, karena kamu…aku mengenalnya
Terima kasih, karena kamu…aku dipersatukan dengan nya
Terima kasih, karena kamu…kenangan ku tak terlupakan bersama nya
Dear…temanku..kuharap kau bahagai di tempat terbaikmu saat ini
Kuharap senyummu kian terurai dalam sisi terbaik NYA
Selamat jalan EFFI SEPTIARIYANI… yang selalu bilang “Vie Maniez”
Allah sangat sayang dengan mu, sehingga memanggilmu lebih cepat..
Dear…temanku…biar semua hanya tinggal kenangan…tetapi takkan pernah
Hilang dalam hati dan jiwaku, selamanya….doaku akan selalu menyertaimu

Depok, 3 Juni 2011