Tampilkan postingan dengan label CERITAku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITAku. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 November 2014

Find Someone #PART 1

Kata orang, hal yang paling membahagiakan di dunia ini adalah jatuh cinta. Padahal menurut Sandra, hal yang paling membahagiakan itu ketika banyak orang yang menyayangi kita. Terkadang Sandra heran dengan teman-teman sebayanya yang sangat mengagungkan arti "CINTA". Baginya semua terdengar sangat lebay, lebay karena Ia sendiri belum pernah merasakan jatuh cinta pada lelaki manapun. Sandra bukan kuper, tapi Ia hanya enggan prestasi di sekolahnya menurun karena sibuk memikirkan kekasihnya. Akh, persetan untuk satu hal itu, Sandra enggan berlama-lama memikirkan "CINTA". Apalagi, saat ini Ia tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Nasional, Ia ingin masuk SMA favorit dan terkenal se Jakarta.

Sandra masih menuntun kakinya untuk berjalan kurang lebih 600 meter dari depan gang rumahnya. Tepat pukul 15.00 WIB saat itu, ia selalu pulang sendiri, dan tak ada yang menjemput, dan Ia pun tidak pernah naik ojeg. Bukan karena tak punya uang, tapi Ia hanya lebih berhemat. Ia pikir daripada uang tersebut Ia pakai untuk naik ojeg, lebih baik di tabung untuk membeli kado mamah nya yang sebentar lagi ulang tahun. Tiba-tiba saja sakunya bergetar, itu pasti ada pesan masuk. Segera Ia meraih handphone yang ia simpan di saku roknya.

Andien : I hope you find soulmate in away :D

Pesan singkat Andien, membuat Sandra terkekeh, Ia ingat sebelum jam belajar berakhir Andien selalu meledeknya, Andien berkata suatu saat kamu pasti dipertemukan dengan jodohmu di jalan. Temen sebangkunya memang aneh, masa iya bertemu dengan jodoh segampang nemuin tukang ojeg. Huhh.

Sandra : are you kidding me? Soulmate impossible can find in away! If true this is so crazy? Isn't it? :P
Andien : Yeah, maybe you dont believe now, but lets see the next. Will you trying to believing my insight?

Sandra hanya geleng-geleng menbaca pesan di android miliknya, mana mungkin soulmate datang begitu saja, di jalan pula. Sandra itu memang belum pernah pacaran tapi sudah banyak lelaki yang mendekatinya. Andrian, Kaien, Sam, bahkan Rio si ketua basket yang sangat terkenal. Sayang semua berakhir pada penolakan. Sandra memang cantik, rambut hitam sebahu, mata belo dengan bulu mata yang lentik, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang kecil tetapi penuh, wajar jika banyak lelaki yang tertarik padanya bahkan ia juga imut tingginya tak lebih dari 155 cm pipinya sedikit chubby, walau badannya terbentuk proporsional.

"Hei! Kamu! Hei!" Suara bariton itu memanggil entah siapa, Sandra terus berjalan, takut-takut orang jahat yang memanggilnya, ia mempercepat langkahnya. Oh my god, Ia harus tetap berjalan karena jarak rumahnya masih lumayan jauh. "Hei, Dik! Kamu! Hei, anak SMP!" sekali lagi suara itu berteriak, tapi Sandra tidak memedulikannya, meskipun ia mendengar lelaki itu memanggilnya, karena saat itu hanya dia lah yang tengah berjalan dengan baju seragam SMP.

Derap langkah kaki itu semakin lama semakin mendekati Sandra, sepertinya ia ingin lari saja, tapi kakinya seolah enggan di ajak untuk berlari. hingga tangan lelaki itu mencengkeram bahunya, dan membuat langkahnya terhenti.

"Hei! Aku memanggilmu sedari tadi? Kenapa jalanmu seperti orang ketemu hantu, huh?" ketus lelaki itu, takut-takut Sandra pun menengok, Sandra melihat sesosok lelaki yang tampan dengan seragam SMA tengah ngos-ngosan karena mengejarnya, rambutnya kecoklatan dengan poni jarang di dahinya, matanya berbinar berwarna coklat, bibirnya berwarna merah jambu, kulitnya sangat bersih, ia mirip sekali dengan Mario Maurer.

"Ummm...," tak mampu berkata apapun, Sandra hanya menunduk.

"Nih...," lelaki itu memberikan sebuah kunci dengan gantungan hello kitty, Sandra menerimanya setengah bingung, itu adalah kunci kamarnya, "tadi terjatuh, saat kamu ambil hp, gak sadar yah?" lelaki itu menjelaskan melihat kebingungan Sandra. Sandra hanya menggeleng, "kenapa sih daritadi cuma, umm terus bingung, dan sekarang cuma geleng ajah! Tenang aja, gue gak bakalan gigit lu kok," raut kesal tampak di perlihatkan oleh lelaki itu.

"Terima kasih, kak. Maaf, saya kira..."
"Gue penjahat gitu?" belum sempat Sandra melanjutkan ucapannya lelaki itu sudah bisa menebak.
"Nggak kok, saya kira kakak memanggil orang lain, bukan saya. Sekali lagi terima kasih, kak," cepat-cepat Sandra pun berbalik badan ingin melanjutkan perjalanan pulangnya.
"Iya sama-sama, lu tinggal dimana?" entah bagaimana lelaki itu jalan beriringan disampingnya.
"Di gang Aster kak,"
"Mmmm... deket tuh dari gang rumah gue," tukasnya, pandangannya tetap fokus pada jalan, dalam hati Sandra sungguh heran dengan lelaki ini, Ia perpaduan baik dan sangat cool. "Gue di gang Anggrek," belum sempat Sandra bertanya, seoalah lelaki itu tahu apa selanjutnya yang akan Sandra tanyakan.
"Iya deket,"

Setelah itu tak ada perbincangan apapun lagi, kaku sejadi-jadinya, saat ini Sandra hanya merasa jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, seperti ada katak yang melompat-lompat, berkali-kali dia bersikap rileks. Tapi tetap tak bisa hingga akhirnya lelaki yang berada di sampingnya menyadari ketidaknyamanan yang dibuat oleh Sandra.

"Lu kenapa sih? Gue perhatiin tegang banget!" cetusnya, Sandra manyun , sumpah ini cowok bener-bener kasar yah. "Kenapa? Gak suka gue jalan bareng lu?" Sandra buru-buru menggeleng, "Hhhhh, dasar cewek aneh, daritadi ngomongnya irit banget! Emang dalam hidup lu ngomong itu harus pakai pulsa yah? Yang harus beli dulu baru bisa ngomong?" Sandra ternganga, lelaki ini kenapa sih?

"Kenapa kakak dari tadi membentak saya? Bukankah kita tidak saling kenal? Dan bukankah saya sudah mengucapkan terima kasih? Apa ada yang kurang? Apa saya harus nyerocos sepanjang jalan?"

"Ya..., yaa... yaa.. ya emang sih kita gak saling kenal, tapi setidaknya kita bisa mulai saling kenal, kan?" kata-kata terakhir itu membuat Sandra memutar bola matanya.

"Tapi..., bisa, kan? Untuk lebih sopan bicaranya dan tak perlu berteriak,"
"Ok, fine! Kalau gitu gue diem aja!"

Dalam hati Sandra ia sangat-sangat benci dengan orang macam ini, keras kepalanya gak ketulungan, tapi ngapain Ia repot-repot mikirin, kenal juga nggak! Kok malah jadi kesel. Really, kejadian ini bener-bener gak lucu sama sekali, tapi... jangan-jangan... oh my god, ini kah yang di maksud Andien? Sandra tidak percaya dan tak mau berpikir yang aneh-aneh. Enough! batinnya untuk menyingkirkan pikiran itu. Bertemu soulmate tidak begini caranya.

To be continued... :D

Kamis, 06 November 2014

Lakukan Yang TERBAIK (Part 1)

Hai, kali ini saya akan bercerita tentang pekerjaan saya.

Note : Sebelum baca, saya cuma ingin info bahwa ini bukanlah keluhan saya, melainkan saya hanya ingin berbagi cerita saja, syukur-syukur banyak hikmah yang di dapet. Aamiin...

Silahkan menyimak,

Hai, saya lulus sekolah tahun 2008 dan langsung bekerja setelah 2 bulan kelulusan pada October 2008, saya tidak kuliah, karena saya adalah tulang punggung keluarga dan harus mencukupi banyak kebutuhan keluarga saya. Di awal karir saya pada tahun 2008 saya di terima di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang Digital Printing dan Percetakan. Saat itu saya di terima sebagai Customer Service, gajinya sangat minim, tapi saya bersyukur karena dekat dari rumah.

Sebulan masa percobaan semua baik-baik saja, tapi di bulan kedua sempet dapet tekanan dari salah satu senior yang kurang suka dengan saya, entah apa penyebabnya dia menjelek2an semua yang saya lakukan, hingga sampai akhirnya saya dapat semprotan panas dari boss saya ketika mengambil gaji saya di bulan kedua. Sedih itu pasti yaa bloggers, karena seharusnya kita seneng dapet gaji ini malah jadi saya nangis, sempet kepikiran buat berhenti, tapi saya berusaha sabar kebetulan ibu saya adalah orang yang sangat menyemangati saya dan selalu menguatkan saya. Oya di bulan kedua saya juga dipercayai untuk memegang gudang kecil. Saya memang senang bekerja di administrasi, karena sesuai dengan jurusan saat saya sekolah. Kedengarannya tidak begitu membanggakan yah?

Di bulan ketiga masa percobaan saya, saya di panggil dan ditunjuk memegang gudang secara penuh. Saat itu jabatan saya berubah menjadi Admin umum dan Gudang. Saya senang karena saya tidak kena shift, setiap harinya saya masuk pagi. Itu adalah hal yang sangat menyenangkan buat saya, walau terkadang saya merindukan shift siang. Selama jadi admin umum hanya sekali saya mengalami masa berat. Waktu itu ada kerjaan yang lumayan banyak dari salah satu CS, saya memang menginformasikan kepada semua CS, jika menerima kerjaan yang banyak dan membutuhkan bahan baku yang banyak segera koordinasi dengan saya. Tapi kesalahan terjadi pada CS yang tidak info kepada saya, kenalah saya di semprot oleh Store Manager saya. Dan saya gak terimanya si CS info ke SM bahwa saya yang salah. Sampai saat ini kalau saya ketemu sama CS tersebut juga males bawaannya. Bukannya dendam sih, tapi saya enggan berhubungan sama orang yang memiliki penyakit hati, apalagi sampai fitnah orang. 

Masa jabatan saya di admin umum dan gudang hanya bertahan 2 tahun, SM saya merekomendasikan saya untuk maju pada Job career untuk penempatan Kantor Pusat yang berlangsung November 2010. Mungkin faktor lucky kali yah saya bisa lolos sampai tahap akhir. Padahal tes matematikanya itu gak banget untuk deret dan aritmatika. Tapi Alhamdulillah emang rejeki saya kali yah. Akhirnya saya lolos dan mengganti jabatan saya menjadi Purchasing dan Asset Staff pada bulan Desember 2010 masuk ke dalam Department I bercampur dengan keuangan, Finance, IT, dan Logistic. Mungkin ada yang bingung kenapa selalu dapet dua job sekaligus, dan kenapa juga department nya campur aduk begitu? Kebetulan pada tahun tersebut perusahaan tempat saya bekerja belum begitu berkembang makanya banyak Double Job. Tapi semua saya kerjakan dengan have fun.

Jadi orang kantor tuh tibang katanya aja enak, dulu sih sempet bilang gini "enak ya jadi orang pusat, cuma duduk di depan komputer." Taunya pas saya udah di pusat, beuh pusing banget. Secara kita harus ngurusin semua unit, yang jumlahnya gak sedikit, harus siap banget sama semprotan para SM unit, kalau ada bahan baku yang gak sesuai, pengajuan service lama dan lain sebagainya, waktu awal-awal sih saya sering banget nangis. Karena ada loh SM yang mulutnya pedeeeess banget, cabe sekilo di gado aja kalah pedesnya. Ada juga yang ngomel2 seenak jidat kesiapa pun, dan ada pula nih, yang senengnya ngadu domba saya sama owner. Gak enak kan jadi orang Pusat, + nya jadi orang pusat itu karena sabtu setengah hari, itu aja sih. Walaupun banyak yang pedih, tapi kita jadi tau karakter orang, dari pindah ini juga, saya jadi tau karakter mbak-mbak yang dulu cuma say hello sama saya. Yaaa walaupun banyak yang bilang kawasan Department I ibu-ibunya itu adalah keluarga cendana, alias masih keluarga sama owner. Tapi mereka asyik kok orangnya, dan sangat mengayomi yang masih muda, secara saya sendirian single gitu loh.  

Bulan pertama saya jadi Purchasing banyak yang saya pelajari, tapi saya sempet sedih karena di bulan pertama pula saya merasakan yang namanya "Bisnis Plan" kalau dulu saya yang anak unit / cabang cuma denger ceritanya dan kehebohannya saja, sampai-sampai setahun sebelumnya pernah saya di gangguin sama kepala gudang saya pas dia buat laporan bisnis plan untuk minta bantuan saya. Memang dasar saya itu orang nya KEPO pengen tahu aja, saya seneng aja bantuin, padahal sih itu pelanggaran yah. Bisnis Plan tahun 2010 itu lucu banget karena sekantor ikutan bisnis plan, saya yang masih terbilang baru berasa banget kaku sama hal ini. Tapi ini jadi pembelajaran buat saya, tapi saya gak norak2 amat kok. hihihihi. Ditahun berikutnya pun saya ikutan bisnis plan loh bloggers, kali ini beda, karena di laksanakan di Puncak, next saya ceritain deh serunya gimana. (Perasaan saya kebanyakan janji yah? :) tapi tenang pasti saya lunasin kok, hehehehehe). Nah di puncak ini gak semua ikut, cuma beberapa aja dari masing2 perwakilan. Seneng bisa kepilih dan bantu mewakili penjualan juga waktu itu. Dan tahun 2011 tahun terakhir saya pegang Asset dan inventaris kantor, saya akan focus pada purchasing. Horray....

Nah... itulah sedikit perjalanan karier saya dari tahun 2008-2011, gak ada achievement apapun, dan gak terlalu membanggakan sih, saya cuma mau share aja.

Nanti saya lanjut lagi deh ceritanya, sekarang udah jam 04.30 dan saatnya pulangg... horray

See u...
GANBATHE


Rabu, 29 Oktober 2014

Membuat Pempek Sendiri

Pempek,

Hidangan khas palembang ini memang nikmat banget buat dijadiin cemilan sore hari.

Liburan kemarin tanggal 25-26 October 2014 saya sempat bereksperimen membuat Pempek ini loh..., nah ini penampakannya


Namanya pemula yah, jadi tampilannya masih kurang cantik, gak seperti yang buat. Hehehehehe

Nah ini pempek saya gak pakai ikan tenggiri bloggers, karena kebetulan emang rada susah yah cari ikan tenggiri di pasar tradisional. Jadi saya pakai Ikan Salem deh sebagai Opsi, itupun yang sudah di kukus. Jadi ini lah resep dari saya

Bahan utama
1 kg ikan salem kukus
750 gram tepung sagu
30 gram tepung terigu 

Bahan Biang
200 ml air panas
100 gram tepung terigu
2 siung bawang putih
3 sdm garam
1 sdt kaldu ayam
1 btr telur

Step by step :

  1. Pertama-tama tuangkan air panas ke dalam wadah, masukkan bawang putih yang sudah di keprek / di ulek, masukkan tepung terigu, garam, kaldu ayam, dan telur, kocok hingga terigu tercampur (tidak menggumpal), diamkan hingga dingin
  2. Sambil menunggu bahan biang dingin, siapkan di wadah lain, tepung sagu dan ikan yang telah di blender (Jangan lupa duri ikannya di buang dulu yah)
  3. Tuang perlahan-lahan bahan biang ke wadah sagu, adonin hingga kalis. Gunakan tepung terigu agar tangan Anda tidak lengket.
  4. Setelah selesai, tinggal kita bentuk sesuai keinginan. 
  • Lenjer : Bentuk memanjang
  • Adaan : Bentuk bulat
  • Kapal Selam : Bentuk bulat terlebih dulu, kemudian lubangi tengahnya, masukkan telor. Untuk membuat kapal selam, saya ada trick nya, jika adonan ketika di lubangi meleber, atau menjadi pipih, buat lah pipihan tersebut menjadi bulat, kemudian satukan antara ujung satu dengan yang lain hingga rekat membentuk segitiga berisi, baru deh tengahnya diisikan telur yang sudah kita siapkan. 
Tahap Akhir
  1. Siapkan air satu panci, rebus hingga mendidih. Setelah mendidih kecilkan api terlebih dahulu sampai titik didih terendah, lalu masukkan adonan yang sudah di bentuk, tunggu semua hingga muncul kepermukaan dan rebus hingga matang biasanya 15-20 menit
  2. Angkat semua pempek yang sudah jadi, dan goreng dengan api sedang.
  3. Jika sudah bewarna kecoklatan, angkat dan sajikan dengan kuah cuko.
Bahan Kuah Cuko :
500 ml air
500 gram gula aren
1 sdm garam
10 ml cuka masak
2 bh asem buah
3 siung bawah putih
7 bh cabe rawit hijau
3 sdm ebi

Penyelesaian :

Ulek bawang putih, cabe rawit, dan ebi, kemudian campur semua bahan, rebus, lalu di saring. 

Selamat menikmati perjuangan mu deh, hehehehe. Membuat pempek ini emang butuh waktu banget, apalagi kalau pemula kayak saya. Tapi, hasilnya puas banget, karena rasanya enak banget. (Ini menurut saya loh :D)

Okeh, next saya akan posting caranya membuat "Donuts Kentang"

See u
Kiss,Hug :*



Jumat, 24 Oktober 2014

Gara-gara Gengsi #Part2

Desember, 2011

Apa rasanya ketika kalian di undang ke acara nikahan temen, dan salah satu pager bagusnya orang yang pernah kita tolak cintanya, dan apesnya saat itu kita lagi jomblo?

Pasti bingung dan cari mangsa kan? GENGSI lah yah kalau dateng seorang diri. Nah kira-kira siapa yang bakalan di ajak buat nemenin ke acara tersebut? Yaps itu lah yang saya pikirkan.

Disaat lagi galau tingkat dewa karena terima undangan itu, tiba-tiba aja handphone bunyi dan langsung bikin saya senyum. Kayaknya pucuk di cinta ulam pun tiba, hahahaha. Waktu itu tepat seminggu sebelum acara, Abang Kikih SMS nanyain kabar, yang biasanya saya tuh males banget buat bales, saat itu juga terlintas pikiran kotor saya untuk meminta bang Kikih nemenin saya kondangan. Tanpa banyak basa-basi nih, saya langsung to the point.

"Bang, hari minggu tanggal 18 ada acara gak?"
"Kayaknya gak ada"
"Temenin aku yuk, ke kondangan temen,"
"Owh, ntar di kabarin lagi ya, liat schedule dulu."

Dalam hati pas di bales begitu langsung nyahut "Beuhh, belagu bener dah pake schedule segala."

Setelah itu saya sih cuek aja udah gak ngabarin lagi, cuma beberapa kali bang Kikih comment di status FB saya. Dalam hati saya udah pasrah deh dateng dalam keadaan jomblo juga gak papa. hahahahaha. Emang sih kedengerannya konyol banget.

Dua hari sebelum acara akhirnya bang Kikih konfirmasi nanyain berangkat jam berapa. Seneng bukan main euy ada temennya, ini juga jadi awal pertemuan kita setelah kurleb 2 tahun gak ketemu.

Owh iya, disaat saya mau ketemu lagi sama bang kikih tiba-tiba aja nih ada cewe yang comment di status saya.
Awalnya sih yaa saya tuh mau bantuin dia buat ketemu sama bang Kikih, karena saya pikir gak ada salahnya juga kan? Lagipula saat itu saya juga bukan siapa-siapa bang Kikih, tapi ternyata ini orang agak aneh banget, ababil, labil, terus posesif banget. 

Jadi ceritanya doi itu mantannya si Abang Kikih, waktu dulu jaman-jaman saya baru kenal, ini cewek sempet nuduh saya orang ke tiga dari hubungan mereka. Saya kaget luar binasa dengernya, ternyata dia salah orang dan minta maaf. Okelah saya maafin, dia juga mohon2 sama saya untuk ngebujuk bang kikih buat ketemu sama dia. 

Karena saya baik, jadilah saya ngomong sama bang kikih, supaya mau ketemu sama ini cewek. Tapi bang Kikih gak mau, yaa saya gak bisa maksa dong. Bodohnya saya, dia itu mendoktrin saya untuk menjauh dari bang Kikih dengan alasan bang kikih bukan pria baik-baik. Walaupun saya cuma sebentar deket sama bang Kikih, tapi saya tau lah dia cowok baik2 atau bukan. Dan pas saya cek di FB nya (Dulu berteman, sekarang udah saya blockir) ternyata dia masih mengharapkan bang Kikih jadi pacarnya. Ini maksudnya apa yah sodara-sodara, akh sudah lah yah... saya gak mau ambil pusing juga. Tapi tetap, saya akan konfirmasi setiap informasi yang di berikan cewek ini.

Terus jadinya gimana yah? Oke dilanjut di Next Session yah...,

See U...
Kiss Hug

Kamis, 23 Oktober 2014

Story It's begin #Part1

2009

Inget banget taun ini adalah setahun setelah saya lulus sekolah, dan kebetulan langsung dapet kerjaan. Nah... di tahun ini pula kita baru kenal sama yang namanya Facebook, sebelumnya yang lagi buming itu Friendster yah? Ayo siapa yang masih inget nama friendsternya apa, kalau saya pribadi sih udah lupa.., oke balik ke cerita! Saya baru punya Facebook di October 2009, gak ada maksud apa-apa sih yah punya facebook, cuma pengen punya banyak teman, terus silaturahmi sama temen2 SMP-SMA. Dan seperti kebanyakan orang yang namanya baru punya facebook siapa aja di Add Friends, mau kenal kek enggak kek, pokoknya NORAK abis deh.

Saya inget banget waktu pertama kenal Abang Kikih itu karena liat Facebook sepupunya yang memang temen satu sanggar saya. Saya pikir kalau cuma buat nambah temen apa salahnya kan? Jadilah dia saya tambahkan sebagai teman, gak tau juga sih kapan si Abg Kikih approve pertemanan saya. Hahahaha, karena saking siapa aja yang saya add friend.

Nah, ini awal perkenalannya, ini ada yang ke hapus deh kayaknya, dulu tuh awalnya dia nyapanya begini :
"Hai, sorry nih, sebelumnya udah pernah kenal belom yah? Ini Mita mana yah?"
Waktu itu saya cuma jawab kalau saya tinggal di Depok, dan saya bilang saya juga gak tau kenal dimana, pas saya cek ternyata mutual friendnya itu yaaa temen saya yang sepupuan sama dia.
Ini agak lucu juga yah, yang namanya baru kenal masa langsung kasih nomor telpon, kayaknya gampang banget ngasihnya, namanya juga ababil yah. hihihihi, masih 19 tahun waktu itu, kalau zaman sekarang sih jangan sembarangan yah bersikap kayak saya, soalnya orang jahat banyak ada di mana-mana.

Dari chattingan singkat itu, lanjutlah ke SMS, seperti yang lainnya sih, akhirnya dia ngajak ketemuan, waktu itu ngajaknya ke ITC Depok, tapi saya gak mau. Nah gak sengaja pas dia pulang dari mana saya nggak tau, dia mampir deh tuh ke rumah saya. Keren kan, pertemuan pertama di rumah bukan di jalan.

Saya inget banget, waktu itu bang Kikih sama temennya namanya Rangga. Jujur, kalo bocah belom 20 th itu emang senengnya sama yang lebih bening. Dan saya emang rada centil juga kalo liat yang rada bening dikit. Hahahaha. Jadi sebenernya saya lebih seneng ngeliat si Rangga dari pada si Abang Kikih, tapi pas ngobrol-ngobrol taunya si Rangga mau nikah, hahahaha jadi geli sendiri deh. Secara yaaa saya kenalnya sama siapa kok sok naksir sama orang lain yang kagak dikenal sama sekali.

Setelah pertemuan singkat itu, komunikasi sempet jalan, dan saya merasa nyaman kenal dengan Abang Kikih, walaupun kadang agak berlebihan alias lebay, kelewat perhatian dan KEPO. Tapi namanya juga orang flirting yah..., dulu juga bang kikih dateng malem mingguan loh ke rumah, walaupun sebenernya dia tuh belum ngungkapin apa-apa. Intinya kita gak jadian.

Lama-lama saya jenuh juga loh, saya pikir ini hubungan cuma gini-gini aja yah. Gak jelas, jujur aja saya sih bisa aja nerima dia jadi kekasih saya, tapi yaa orangnya gak ngomong apa-apa. Gak nembak, tapi sok perhatian, capek lah saya yah ngadepinnya. Apalagi dengan pertanyaan2 nya yang kadang rada gak penting, dan saat itu juga saya gak cuma deket sama dia. Yawdah saya cuekin aja deh si bang Kikih.

Nah ini bukti kalau saya nyuekin dia, hahahahaha.

Terus gimana kelanjutannya? Besok deh saya ceritain.

See you...
Kiss 


CONFUSED

Hai blogger, long times no see yaa...,

Alhamdulillah di penghujung tahun ini berasa superrr banget... pusing, pengen muntah dan banyak hal. No, no, no, no... bukan karena saya sedang hamil..., tapi karena ada satu hal yang membuat saya merasa pengen muntah ngurusinnya..,

Yes, I'm getting merried

Nah... Inshaa Allah saya akan rajin posting tentang perjalanan saya dan si Abang Kikih di blog ini. Pokoknya dari pertama ketemu, sampai mau nikah sekarang..., di tunggu aja yah serial dramanya.

Kiss,kiss n Hug
:*

Kamis, 01 Agustus 2013

Catat...! Menikah adalah sebuah kepastian.

            Aku masih memandangi pergerakan jarum jam yang sudah berada tepat pukul 19.30 WIB, sudah 30 menit lamanya aku menunggu seseorang. Sesekali aku mendongakkan kepalaku melihat sisi pintu cafe yang tampak lenggang. Tapi tak ku temui juga batang hidungnya. Ini bukanlah kali pertamanya ia telat menemuiku, jadi aku berusaha untuk sabar menunggunya. Secangkir cappuccino late telah kuhabiskan sejak 20 menit lalu, aku terpaku pada layar handphoneku yang memasang foto aku dan dia. Setahun, itu bukanlah waktu yang singkat untuk saling mengenal, mengerti, berbagi dan memahami. Aku tersenyum simpul menatap bingkai foto tersebut, akh… aku tak mau larut untuk saat ini.
            Kupasang headphone untuk mendengarkan musik dari handphoneku, kuputar lagu-lagu melankolis milik Agnes Monica, lagu rindu terdengar syahdu ditelingaku. Aku memejamkan mata sejenak, rasanya kali ini aku mulai larut. Ya aku merindukan sosoknya yang selalu memperhatikanku, yang selalu bertanya tentang kabarku, yang selalu ada untukku kapan pun aku butuhkan. Akh…, kenapa aku harus meneteskan air mata? Kecambuk hatiku seperti berteriak meminta untuk didengarkan, meraung untuk menghentikan rasa kesakitan.
            “Hai.” Suara lembut itu menyapaku, aku segera membuka mataku, menyeka sisa-sisa butir air mata yang masih menempel di pipiku, dan melepaskan headphone yang masih menempel di kupingku. Pria itu terdiam sejenak memperhatikanku, sepertinya ia tahu apa yang sedang ku pikirkan. “Maaf, untuk sekian kali aku membuatmu menunggu.” Tambahnya, ia duduk di sofa persis di depanku. Aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapannya. “Kamu marah denganku?” Tanyanya kemudian, membuat ku menatapnya sejenak dan seketika ku buang pandanganku.
“Hhhhh…” Aku menarik nafas panjang, dan aku kembali diam. Jujur saja aku bingung bagaimana bicara dengan lelaki yang begitu ku sayangi. “Untuk apa marah? Bukankah sudah sering aku menunggumu?” Ujarku kemudian, dengan senyum yang tersinggung di bibirku, seperti menyindirnya. Bisa dibilang aku bosan mendengar kata-kata seperti itu, ia selalu bertanya seperti itu jika aku terdiam, padahal tidak selamanya diam ku itu karena aku marah.
“Ya aku tahu, happy anniversary.” Ucapnya sambil meraih jemariku. Senyumnya terkembang kepadaku. Happy anniversary, kata itu seperti kaku di ucapkannya. Ini memang hari spesial antara aku dan dia, tapi tetap saja bagiku tidak ada yang special hanya harinya saja yang terlihat spesial, dengan tanda love pada kalender ku yang menandakan setahun hari jadianku dengannya.
 “Kapan kamu menikahiku?” Spontan kata itu terlontar dari lidah ku, dan ku perhatikan ia terlihat gugup, tangannya perlahan melepas jemariku, bibirnya pucat seolah tak mampu berkata apapun. Aku membuang pandanganku pada jendela terbuka dengan pemandangan lalu lintas yang begitu penuh. Aku yakin Glen akan memberikan seribu alasan saat aku bertanya hal seperti itu.
“Karin, aku tahu kamu akan bosan mendengar penjelasanku yang sudah ku ulang berkali-kali. Kamu ingat dengan kesepakatan kita kan? Aku pasti akan menikahimu Karin, tapi tidak untuk sekarang. Semua itu butuh persiapan, aku mau acara terbaik kita menjadi moment yang paling berharga, sacral dan sesuai dengan keinginanku. Kamu kan tahu, aku sedang usaha untuk menuju kesana, aku janji pasti 2013 akan menikahimu. Karena itu kan kesepakatan kita?” Glen menjelaskan, Glen memang benar bahwa aku bosan dengan penjelasannya, walau dulu aku dan dia telah sepakat untuk melaksanakan semua itu di 2013, tapi rasanya aku semakin takut kehilangannya. Terlebih belakangan sikapnya mulai berubah, ia sudah jarang menghubungiku, padahal sebelumnya ia selalu menghubungiku. Perhatiannya mulai berkurang kepadaku, bahkan seminggu yang lalu aku menemukan sebuah foto wanita tersimpan di folder handphonenya. Cemburu. Itu pasti, tapi ia beralasan bahwa wanita itu adalah teman kerjanya yang tidak sengaja terfoto karena salah satu rekannya menyukai wanita tersebut. Percaya atau tidak aku masih berusaha untuk positive thinking kepada Glen. Pertanyaan yang kulayangkan kepadanya pun tidak lebih karena aku takut kehilangan dirinya, mungkin Glen tidak memahami gerakku, ia tak mampu membaca apa yang aku pikirkan. Lagi-lagi hanya butiran air mata yang mampu memahami keperihan hatiku, keinginan batinku. Akh Glen, seharusnya kamu tahu kegundahan hatiku.
“Glen, aku rasa aku butuh waktu untuk menyendiri.” Tegasku, Glen terkejut mendengar ucapanku. Ia menatapku lekat.
“Rin, kamu jangan main-main! Inget Rin, kita telah merencanakan semua itu dengan baik. Aku tak mau mengakhiri semua ini!” Aku bangkit dari dudukku, dan pergi meninggalkanya tanpa sepatah kata. Glen berusaha untuk menahanku, tapi aku tetap berusaha menuruti kemauanku.
Hujan deras mengguyur kota malam itu, aku berusaha menembusnya dengan segala kekuatanku. Air mata yang jatuh seketika terhapus oleh hujan, pun dengan kegelisahan yang ku rasakan, aku yakin semua itu akan cepat ku lupakan. Glen… perlu kau ketahui, aku mencintaimu.
***
Ibu terus memaksaku untuk makan, bukan…! Aku bukan depresi karena telah memutuskan sendiri saat ini, tapi… aku hanya mulai gelisah jika Glen benar-benar pergi meninggalkanku. Keputusanku beralasan, karena dengan demikian aku bisa tahu seberapa besar keseriusan yang dimiliki oleh Glen terhadap ku. Setelah malam itu, Glen berusaha menelponku berkali-kali, saat itu aku sengaja tidak menerima telpon darinya, bahkan ponselku sengaja aku non aktifkan. Dan sudah ku pastikan ketika aku bangun dan megaktifkan ponselku, Glen mengirimi ku SMS lebih dari 10 kali.
“Karin, aku minta maaf jika selama ini sering membuat mu kecewa. Sungguh, aku tak pernah bermaksud untuk membuatmu kecewa, apalagi sakit hati. Karin, aku mohon…, kamu yakin denganku! Aku sayang kamu Karin, tak ada wanita lain yang mampu mengisi hatiku, aku ingin kamu yang menjadi pendamping hidupku kelak. Karin…, please kamu pikirkan lagi keputusanmu. Kita punya cita-cita yang sama kan?”
Sepenggal SMS itu memenuhi layar handphone ku, aku enggan untuk berkomentar. Semua itu menambah penat dikepalaku, aku pun tak membalas SMS Glen. Malas. Memang aku terlihat sangat egois atas kemauanku, tapi mau bagaimana lagi? Teman-temanku mulai bertanya akan datangnya hari itu, terlebih mereka tahu aku dan Glen begitu harmonis, usia kami pun sudah sama-sama cukup matang, jadi apalagi yang ditunggu? Hanya satu yang aku pikirkan, kenapa Glen tidak berpikir hal yang sama denganku? Arrrrrrggggghhhhh….!
***
Sudah seminggu semenjak hari itu, aku tak lagi berjumpa dengan Glen, ia pun tak lagi menghubungiku. Sesekali aku mengecek akunnya di jejaring sosial tapi hasilnya nihil, akunnya selalau non aktif, tak ada status baru atau updatean apapun. Aku mulai gelisah, karena aku mulai merindunya. Tetapi disisi lain, aku semakin ragu akan keseriusan Glen, karena ia benar-benar pergi meninggalkanku. Glen…, mana janjimu? Ponselnya pun ku hubungi tidak bisa, selalu berada di luar jangkauan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Glen?
Ohh You.. You turn my whole life so blue, Drowning me so deep, I just can reach myself again…., Ohh You.. Successfully tore myheart Now its only pieces Ohhh Nothing left but pieces of you ….” Suara nada dering itu sontak membuatku terkejut dari lamunanku. Aku segera mencari ponselku yang entah ku geletakkan dimana, setelah ku temukan tertera sebuah nomor baru di layar ponselku.
“Halo.” sapaku saat menekan dial pada layar handphone.
“Hai…” Suara itu menyapaku lembut, aku tersenyum mendengar suara khas itu, tak terasa butiran air mata jatuh di kedua pipiku. Haru, karena aku benar-benar merindunya. “Kau menangis?” Tanyanya kemudian. Rupanya ia tahu apa yang kurasakan. Aku menggeleng, cukup lama aku terdiam, antara perasaan senang, kesal, rindu semua tercampur jadi satu.
“Dasar gak punya perasaan!” Maki ku kemudian, masih dalam keadaan menangis.
“Lho, kenapa sih sayang? Maaf ya honey, seminggu ini aku tidak memberi kabar kepadamu, handphone ku hilang setelah terakhir aku SMS kamu. Sedangkan mau beli pun aku tidak sempat, karena aku sedang sibuk mempersiapkan tes untuk ikut job career di kantorku. Tapi semua itu gak sia-sia kok, walaupun aku harus menahan rindu kepada mu, hasilnya sungguh luar biasa untukku.” Glen menjelaskan, aku masih tidak paham dan hanya mendengar ia berbicara panjang lebar. “Kau tahu sayang? Nanti malam orang tua ku akan menemui orang tua mu, aku sudah bilang ke mama mu tadi pagi. Dan sudah aku pastikan kita akan segera menikah dalam waktu dekat ini.” Tambah Glen, berita itu membuat ku bahagia.
“Glen…” Aku menyebut namanya perlahan, segaris senyum merekah di bibirku. Sungguh, surprise yang diberikan benar-benar luar biasa bagiku, jujur saja,kalau Glen berbicara langsung padaku pasti akan ku peluk ia dengan erat.
“Ettt…, kamu jangan senang dulu…! Karena setelah kita menikah, kamu harus ikut aku ke Singapur.” Ujarnya, membuat aku bertanya ada apa lagi ini? Ummm… mungkin Glen akan mengajakku honey moon.
“Lho kenapa? Kenapa gak di Indonesia saja? Di Bali gitu?” Tanyaku, dengan keyakinan adanya honey moon.
“Hey, bukan bulan madu sayang. Tapi aku memenangkan job career yang di adakan di kantor, dan aku di tunjuk sebagai manager cafe yang ada di Singapur, mungkin kita akan menetap selama dua sampai tiga tahun. Kamu bersedia untuk menemaniku?” Tanya Glen. Lagi-lagi hanya butiran air mata yang bisa menunjukkan rasa bahagia di hatiku.
“Aku pasti menemanimu Glen.” Ujarku
“Karin, kamu harus tahu satu hal, menikah itu adalah sebuah kepastian bagiku, hanya saja semua itu tinggal bagaimana kita untuk mengusahakannya dan selalu sabar untuk menunggunya, aku gak akan main-main dengan janjiku. Bagiku, saat ini lah yang tepat, karena aku sudah yakin dan siap. Baik itu siap mental, fisik, pun dengan materi. Aku ingin membuatmu bahagia jika hidup dengan ku kelak. Jadi aku berusaha untuk sukses sebelum menikahimu, aku tahu kamu bete dengan semua sikapku yang lebih fokus dikerjaan, aku juga tahu rasa bete kamu gak lebih karena kamu takut kehilangan aku, kamu tahu? Aku pun rasakan hal yang sama. Sekali lagi aku beritahu kepadamu, bahwa semua itu kulakukan hanya untuk kamu, yaaa just for you Karin.” Glen mengakhiri ucapannya. Aku speechless mendengar Glen yang berpikir sejauh itu. Padahal selama ini hanya sifat negative thinking saja yang ku tunjukan padanya. Glen tak pernah main-main dengan ucapannya, dia benar-benar menjadikan ku sosok yang special dalam kehidupannya.
“Glen…, aku mencintaimu.” Tuturku, dengan berlinang air mata. I really love you Glen.
***

Selasa, 30 Juli 2013

Khaniedza Cookies : Shopping (Part II)


Horeee, saya sekarang senang menulis lagi…,

                Okeh-okeh karena saya sedang semangat-semangatnya dengan usaha dadakan saya yang lumayan keren ini…, maka dari itu saya semangat…, hahahahaha
                Jadiii…, setelah saya kasih tester dan promo sana sini…, akhirnya terkumpul lah semua orderan untuk saya…, gilee cinn… tahun pertama yang amazing buat seorang pemula ! Apalagi pemula dadakan. 27 (dua puluh tujuh) toples terorder hanya dalam waktu 5 hari.., sesuatu banget deh… ini nih orderannya :

NoNama PemesanItem BarangJumlah pesanan
1Bpk DollyBlue berry Jam drop1
Sagu Keju1
Kue Kacang (springkles)1
2DitaSagu Keju1
Blue berry Jam drop1
3IinNastar Klasik1
Sagu Keju1
4UlfahSagu Keju1
5Al warisCrunchy choco rainbows 3
Cornflakes white choco rainbows 3
6SilfiSagu Keju1
Kastangels1
7YuliKue Kacang (springkles)1
8TikaCrunchy choco rainbows1
9Ibu WarohNastar Klasik1
10Mama ArdiNastar Klasik1
11Mama AuliaNastar Klasik1
Putri Salju1
12Mama EldisKue Kacang (springkles)1
Nastar Klasik1
13Tante ningsihCrunchy choco rainbows 1
Cornflakes white choco rainbows1
14GibingSagu Keju1
TOTAL27

     
           Dengan pesanan yang lumayan banyak…, akhirnya saya memutuskan untuk ambil cuti ditanggal 29 Juli 2013, maklum masih karyawan sih…, (makanya ini ngotot pengen jadi entrepreneur), kalau gak cuti kapan sempet ngerjainnya? Okeh, Cuti beres sudah di acc, tinggal bikinnya aja nih…, kalau dilihat dari pesanan memang hampir rata-rata pesanan yang dominan adalah sagu keju dan Nastar, Crunchy chocho rainbows juga sih, tapi masih kalah pamor buat saya.
             Hal yang saya lakukan selanjutnya adalah menyusun daftar belanjaan, kenapa? Biar gak keder pas dipasar beli bahan buat kue…, kalau gak dicatet, pasti bakalan ada yang ketinggalan biarpun cuma satu. Namanya juga manusia ya…, harus ada pengingatnya terus. Pas cek pengeluaran buat belanja lumayan bener…, saya speechless, modalnya besar boo. Tapi gak papa, itung-itung belajar jadi pengusaha kecil-kecilan…, toh margin keuntungannya masih ada.
                Ba’da shubuh, setelah menyempatkan tadarus sejenak. Langsung capsus bareng nyokap dan ade saya yang paling bungsu. Udara dingin nan seger pagi menyibakkan kulit cin…, padahal udah pake jaket. Sampai dipasar kemiri muka Depok, langsung ketempat langganan. Nyebutin deh satu persatu daftar belanjaan, pas beli tepung sagu…, ohhh god saya galau…, tepung sagu tani kok tulisannya tepung tapioka ya? Mikir-mikir lagi takut salah beli dan menghancurkan kue yang saya buat, pikir-pikir karena harganya juga lumayan…, dan saya putuskan untuk membeli. Bismillah. (keliatan banget amatirannya). Dari daftar yang saya sebutkan banyak yang tidak ada, atau stock kosong, seperti : keju cheddar, blueberry jam, DCC, WCC, toples, cup, maizena, haduuuuhhhhh… pusing saya. Terpaksa cari ketempat lain deh, yang harganya pasti jauh lebih mahal. Yasudahhh, mau bagaimana lagi? saya pun lunglaii, sebelum meninggalkan toko tsb, seperti biasa, saya selalu minta perincian belanjaan saya, biar memudahkan saya untuk cek harga. Dan oh ternyata…, harganya banyak yang naikkk! Makin lemes deh…, karena semakin menggerus margin keuntungan yang saya punya. Yasudah, tak apa untung sedikit yang terpenting tidak mengecewakan konsumen terlebih dahulu. Setelah keliling cari toko yang menyediakan bahan-bahan kue, akhirnya lengkap sudah daftar belanjaan saya. YEAYYYY…, tinggal baking deh…,

Rabu, 24 Juli 2013

Cerita ku tentang Khaniedza Cookies #Part 1



Yeeeaayyyy.,



Sekarang saya punya hobby baru lohh…, hihihihi…, selain hobby narsis sana sini, kulinery, dan menulis saya juga lagi hobby baking alias bikin kue…, hahahaha…, mumpung momentnya ini tepat mendekati lebaran, saya pun menyempatkan diri saya untuk berkreasi membuat aneka cookies yang selalu menjadi santapan hari raya…,



Cookies yang pertama kali saya buat adalah Nastar, kue kering yang dalamnya lembut ini memang wajib ada di meja tamu pas hari raya, kenapa? Karena rasanya yang khas yang membuat orang lain ketagihan.., hihihihi… sebenarnya saya tidak bermaksud menjual cookies yang saya buat…, tapi karena melihat pasar yang baik, akhirnya saya pun memutuskan untuk menjual kue kering yang saya buat, toh harga yang saya pasang masih normal jika dibandingkan dengan brand cookies premium yang ada diluar sana. Ini nih daftar harga cookies yang saya jual…, sementara ini memang hanya 10 item yang saya jual, untuk kedepannya, saya akan lebih kreatif lagi mengembangkan usaha ini. Insya Allah bisa berkembang. Aamiin. #hopeinheart

Memang setiap usaha itu harus ada pengorbanan yaaa, dan alhasil saya membuat tester terlebih dahulu untuk menarik pelanggan…, Alhamdulillah beberapa orang memberikan respon yang positif. Bahkan beberapa sudah ada yang meng-order kue saya, rasa senang bercampur haru jadi satu rasanya cinnn #Lebay. Jujur ini adalah pengalaman pertama saya dalam menjual sesuatu yang dibuat sendiri (handmade). Oh  ya  Karena saya terlalu baik, ceritanya saya kasih deh testernya kesemua teman perempuan saya dikantor…, namanya juga usaha yaaa…?? Tapi ini bisa jadi catatan saya…, jika menawarkan sesuatu, seharusnya tanyakan dulu kepada orang yang ditawarkan, apa mereka juga membuat kue yang sama? Dan bodohnya saya, saya tidak tanyakan, dan langsung saja saya kasih tester. Dan hasilnya banyak yang gak beli dengan alasan mereka bikin atau jualan juga (tapi heran tester saya diterima, seharusnya dikembalikan saja ya? Hihihii, mungkin mumpung gratisan kali ya? :) ), Yang terpenting setelah calon pelanggan saya mencoba cookies buatan saya, yang saya lakukan adalah follow up menanyakan taste cookies saya, hampir 90 % mengatakan cookies saya enak loh.., hihihihi. Tapi gak boleh kegirangan dulu, karena saya mengetahui masih banyak kekurangan dari cookies yang saya buat. Bagi orang yang hanya membeli atau consumer biasanya kalau taste sudah enak mereka akan membeli lagi dikemudian hari, tapi bagi pecinta cookies mereka pasti lebih teliti, setiap detail cookies pasti diperhatikan. Jadi gak bisa sembarangan jual walaupun dengan taste yang hampir mendekati sempurna.
Nah, setelah sibuk bagi-bagi tester saya langsung kepikiran buat beli pemanis toplesnya, yang paling pertama saya buat sticker untuk brand cookies saya. Sempet bingung sih mau mendesign seperti apa, karena PC saya tidak ada Photoshop dan saya pun kurang familiar dengan program tsb, alhasil saya coba membuat design dengan publisher, lumayan cantik loh walau sebenernya sederhana sekali. 

Karena baru mencoba, akhirnya saya coba print ke Cano Digital Printing dengan sticker kromo (glossy). 1 lbr saya buat jadi 20 bh harganya Rp. 16.000,- / lbr ukuran 32.5 x 48 cm. (eits bukan promo ya). Tapi pas saya terima kok jadi 40 pcs ya? Ternyata eh ternyata… operator printingnya salah ngeprint alhasil yang salah pun dikasih ke saya. Syukur lah, karena perbedaannya hanya di kertas stickernya saja yang matte. Hihihihi, rezeki deh…
Nah…, segitu dulu deh ceritanya, nanti saya lanjut lagi.. sekalian saya bagi-bagi resep dan foto-fotonya.
SEE U Blogger…